Momentum Hari Raya Idul Fitri 1444 H menjadi wadah untuk memupuk tali kekeluargaan dan persaudaraan keluarga besar MAN 2 Kebumen. Acara Silaturahim dan Halal bi Halal pun diselenggarakan untuk memperkokoh ukhuwah. Kegiatan tersebut dihelat di Aula MAN 2 Kebumen. Segenap keluarga besar MAN 2 Kebumen, mulai dari jajaran Kepala Madrasah, Wakil Kepala, Tata Usaha, serta guru dan karyawan turut serta. Turut diundang pula jajaran komite, kepala, guru, serta karyawan yang pernah mengabdi di MAN 2 Kebumen.
Perwakilan atas nama guru dan karyawan, H. Mokhamad Fatoni, S.Pd., menyampaikan ikrar permintaan maaf kepada kepala madrasah. “Saya atas nama pribadi, juga atas nama kedinasan, mewakili seluruh guru dan karyawan MAN 2 Kebumen, meminta maaf setulus-tulusnya kepada kepala madrasah. Tentu saja selama kita bersama, banyak kesalahan yang kami lakukan, baik yang disengaja maupun tidak,” tutur Fatoni.
Selain permintaan maaf, Fatoni juga berharap agar acara silaturahim tersebut semakin mempererat persaudaraan di lingkungan MAN 2 Kebumen. “Semoga dengan silaturahmi ini semakin menguatkan rasa kekeluargaan seluruh guru dan karyawan MAN 2 Kebumen,” tandasnya.
Drs. Warsam, M.Pd., selaku Kepala MAN 2 Kebumen, berkesempatan menjawab ikrar halal bi halal tersebut. Pihaknya juga berharap akan adanya peningkatan kinerja bagi guru dan karyawan. “Semua sudah kami maafkan, dan kami anggap tidak ada salah. Guru dan karyawan MAN 2 semuanya baik, dan saya khusnudzan,” papar Warsam.
“Syawal itu kata Ustadz Alif artinya peningkatan. Setelah kemarin kita berpuasa di Bulan Ramadhan, berarti Syawal harus ada peningkatan. Kalau di Bulan Syawal kok biasa-biasa saja, berarti puasanya patut dipertanyakan. Karena itu, saya harapkan adanya peningkatan kinerja baik guru maupun karyawan,” pungkas Warsam.
Sebagai pengisi tausiyah, KH. Dawamudin Masdar, menyampaikan bahwa halal bi halal merupakan acara khas Islam melayu. “Kalau kita lihat di kamus bahasa arab manapun, tidak kita temukan istilah halal bi halal. Ini adalah local wisdom, khas Islam melayu. Meski demikian, kalau dilihat dari esensinya, di dalamnya semua ajaran Islam. Ada silaturahim, ada mushofahah atau salam-salaman antara sesama laki-laki atau sesama wanita, juga ada ikrar permohonan maaf, ini semua ajaran Islam,” tutur Dawam.
“Jadi tidak semua amalan yang tidak dicontohkan nabi itu dilarang. Asalkan ada sandaran Al-Qur’an dan Hadis, meski nabi tidak langsung mencontohkan, itu boleh dilakukan. Bahkan sabda nabi pun menyatakan, man sanna fil islam sunnatan hasanatan, barang siapa di dalam Islam membuat sunnah yang baik, maka ia akan mendapatkan pahala dari amal tersebut, juga pahala dari orang yang mengikutinya,” tegas Dawam. (Anas)
Posting Komentar
Terimakasih berkenan untuk memberikan komentar pada tulisan ini. Mohon hargai sesama dan gunakan bahasa serta penulisan yang baik dan sopan. Beberapa komentar menunggu moderasi terlebih dahulu untuk dapat ditayangkan secara publik. ... salam hormat!